Seringkali kita tertipu dengan penampilan luar seseorang, seseorang yang berpenampilan rapi dan wangi di angkutan umum yang luput dari kecurigaan kita ternyata seorang pencopet yang sedang menyamar dalam melakukan aksinya. Demikian juga sebaliknya seorang yang berpenampilan sangar membuat kita langsung memasang sensor kecurigaan dengan settingan paling sensitive ternyata justru orang baik-baik. Siapa kira muka sangar bertato ternyata di rumah, untuk makan saja masih disuapin, wkkwkwk seperti ilustrasi gambar di samping (untung nemu ilustrasi gambar yang pas, thanks buat om mimin+momod)
By the way, anyway, busway.. bicara masalah penampilan yang menipu jadi teringat masa kuliah dulu (di Jakarta) ada teman yang sama2 berasal dari Surabaya, namanya Rio. Gambaran penampakan si Rio itu sbb: kulit kurang putih (hitam legam kali ya he3x), kurus kering, rambut kurang rapi (acak2an), suara mirip vokalis music rock metal yang lagi nyanyi sementara pake headset + ceplas-ceplos, serta tidak ketinggalan logat khas suroboyoan “Janc*k” sering meluncur dengan mulusnya, pokoknya tipikal bonek sejatilah sosoknya. Melihat tampilannya 110% orang pasti berfikiran dia pasti orang yang brangasan, ga tertib, malas dan beragam sifat buruk lainnya.
Bertujuh kita tinggal dalam satu rumah kontrakan selama masa perkuliahan, lambat laun kita tahu keseharian masing-masing. Ternyata setelah kuamati, penilaianku dan mungkin teman2 yang lain terhadap si Rio berbeda 180% dengan aslinya. Orangnya sangat menjaga kebersihan, bahkan kalau mandi ngalahin mandinya puteri ayu, bisa lebih dari 30menit, ntah apa yang dilakukan di kamar mandi, mungkin setiap mandi harus luluran untuk menjaga kehalusan kulitnya, atau untuk lebih memutihkan. Kamarnya selalu rapi dan wangi, rutin di pel 2x sehari. Dan satu hal yang betul-betul di luar dugaanku yaitu semangat belajarnya. Tiap habis sholat maghrib pasti langsung duduk manis di depan meja belajarnya dengan tumpukan buku-buku diktat yang tebel sementara kita asyik nonton tv, berisikan tetangga komplek dengan nyanyian yang ga nyambung dengan iringan gitarnya. Kuat banget belajarnya sampe menjelang tengah malam, beranjak dari kursinya paling hanya untuk ke kamar mandi atau makan malam. Sehabis sholat subuh sampe dengan menjelang berangkat kuliah lagi-lagi masih nancep tuh pantat di kursinya untuk belajar, sampe saking herannya ku teliti kursinya barangkali ada lem alteco ku sisa nyambung pegangan cangkirku yang patah kedudukan sama dia kok lengket betul tuh pantat di kursinya, sementara kebanyakan kita paling ga kuat buat duduk lama2 di depan meja belajar seperti ada ratusan jarum ditambah ulat bulu dari probolinggo di kursi yang membuat kita enggan berlama-lama bercengkerama dengan buku-buku diktat yang tebal. Dan bisa ditebak hasil akhir perkuliahan kita, dia lulus dengan IPK paling bagus di antara kami bertujuh, bahkan bisa dibilang masuk 40 besar dari 500 orang mahasiswa. Rio.. Rio… betul-betul menipu tampilanmu, Muka Rambo Hati Rinto…
sumb3r
By the way, anyway, busway.. bicara masalah penampilan yang menipu jadi teringat masa kuliah dulu (di Jakarta) ada teman yang sama2 berasal dari Surabaya, namanya Rio. Gambaran penampakan si Rio itu sbb: kulit kurang putih (hitam legam kali ya he3x), kurus kering, rambut kurang rapi (acak2an), suara mirip vokalis music rock metal yang lagi nyanyi sementara pake headset + ceplas-ceplos, serta tidak ketinggalan logat khas suroboyoan “Janc*k” sering meluncur dengan mulusnya, pokoknya tipikal bonek sejatilah sosoknya. Melihat tampilannya 110% orang pasti berfikiran dia pasti orang yang brangasan, ga tertib, malas dan beragam sifat buruk lainnya.
Bertujuh kita tinggal dalam satu rumah kontrakan selama masa perkuliahan, lambat laun kita tahu keseharian masing-masing. Ternyata setelah kuamati, penilaianku dan mungkin teman2 yang lain terhadap si Rio berbeda 180% dengan aslinya. Orangnya sangat menjaga kebersihan, bahkan kalau mandi ngalahin mandinya puteri ayu, bisa lebih dari 30menit, ntah apa yang dilakukan di kamar mandi, mungkin setiap mandi harus luluran untuk menjaga kehalusan kulitnya, atau untuk lebih memutihkan. Kamarnya selalu rapi dan wangi, rutin di pel 2x sehari. Dan satu hal yang betul-betul di luar dugaanku yaitu semangat belajarnya. Tiap habis sholat maghrib pasti langsung duduk manis di depan meja belajarnya dengan tumpukan buku-buku diktat yang tebel sementara kita asyik nonton tv, berisikan tetangga komplek dengan nyanyian yang ga nyambung dengan iringan gitarnya. Kuat banget belajarnya sampe menjelang tengah malam, beranjak dari kursinya paling hanya untuk ke kamar mandi atau makan malam. Sehabis sholat subuh sampe dengan menjelang berangkat kuliah lagi-lagi masih nancep tuh pantat di kursinya untuk belajar, sampe saking herannya ku teliti kursinya barangkali ada lem alteco ku sisa nyambung pegangan cangkirku yang patah kedudukan sama dia kok lengket betul tuh pantat di kursinya, sementara kebanyakan kita paling ga kuat buat duduk lama2 di depan meja belajar seperti ada ratusan jarum ditambah ulat bulu dari probolinggo di kursi yang membuat kita enggan berlama-lama bercengkerama dengan buku-buku diktat yang tebal. Dan bisa ditebak hasil akhir perkuliahan kita, dia lulus dengan IPK paling bagus di antara kami bertujuh, bahkan bisa dibilang masuk 40 besar dari 500 orang mahasiswa. Rio.. Rio… betul-betul menipu tampilanmu, Muka Rambo Hati Rinto…
sumb3r
0 komentar:
Posting Komentar