DALAM ajaran agama, orang tua dianjurkan melatih anak berpuasa sedari dini. Agar kelak, anak terbiasa berpuasa bila telah wajib menjalankannya. Namun, kondisi tubuh anak tetap harus menjadi perhatian utama para orang tua.
Memang sedikit sulit mengajarkan anak usia dini (6-7 tahun) berpuasa. Kebiasaan ngemil dan aktivitas motorik kasarnya yang cukup menguras energi dan mengeluarkan banyak cairan tubuh, membuat anak-anak cepat lapar dan haus.
Saat belajar puasa, beberapa anak akan menjadi lemah hingga berkeringat dingin dan muntah. Bisa jadi kadar gula menurun dan dehidrasi. Jika keadaan tersebut terjadi, segerakanlah berbuka pada pertengahan hari. Jangan lupa memuji usahanya, karena telah berupaya berpuasa dari dari terbit fajar sampai tengah hari.
Biasakan anak Anda tidak langsung mengonsumsi makanan besar sekaligus. Hal itu dapat membuat sistem pencernaan kaget dan mengakibatkan sakit perut. Saat berbuka, biasakan berikan minum dan makanan ringan untuk memulihkan energi.
Anda bisa memberikan pengertian pada anak, bahwa puasa hanya mempercepat sarapan dan menunda makan siang. Sehingga anak tidak merasa berat menjalankan puasa.
Selain itu, ajarkan anak puasa secara bertahap. Jika anak terbiasa sarapan pukul 7 pagi, pada awal puasa cobalah berpuasa sampai pukul 10 pagi. Kemudian lanjutkan puasa hingga pukul 3 sore. Jika anak sudah terbiasa, Anda dapat memperlama waktu puasa anak. Namun, semuanya harus disesuaikan dengan kemampuan anak Anda.
Untuk mengalihkan anak dari rasa lapar dan haus, Anda bisa mengajak mereka melakukan hal menyenangkan. Membaca atau menonton film favorit bisa menjadi pilihan.
Tiga hari pertama puasa merupakan penyesuaian tubuh dengan kondisi perut kosong. Jangan khawatir, bila anak jadi banyak tidur dan mengurangi aktivitas. Itu terjadi karena energi mereka berkurang.
Untuk sahur, tekankan pada anak untuk tidak bergerak berlebihan setelah makan. Karena energi akan terkuras dan akhirnya tubuh lemah serta haus melanda. Lebih baik tidur atau mengisi kegiatan yang tidak menghabiskan banyak energi.
SUMB3R
Memang sedikit sulit mengajarkan anak usia dini (6-7 tahun) berpuasa. Kebiasaan ngemil dan aktivitas motorik kasarnya yang cukup menguras energi dan mengeluarkan banyak cairan tubuh, membuat anak-anak cepat lapar dan haus.
Saat belajar puasa, beberapa anak akan menjadi lemah hingga berkeringat dingin dan muntah. Bisa jadi kadar gula menurun dan dehidrasi. Jika keadaan tersebut terjadi, segerakanlah berbuka pada pertengahan hari. Jangan lupa memuji usahanya, karena telah berupaya berpuasa dari dari terbit fajar sampai tengah hari.
Biasakan anak Anda tidak langsung mengonsumsi makanan besar sekaligus. Hal itu dapat membuat sistem pencernaan kaget dan mengakibatkan sakit perut. Saat berbuka, biasakan berikan minum dan makanan ringan untuk memulihkan energi.
Anda bisa memberikan pengertian pada anak, bahwa puasa hanya mempercepat sarapan dan menunda makan siang. Sehingga anak tidak merasa berat menjalankan puasa.
Selain itu, ajarkan anak puasa secara bertahap. Jika anak terbiasa sarapan pukul 7 pagi, pada awal puasa cobalah berpuasa sampai pukul 10 pagi. Kemudian lanjutkan puasa hingga pukul 3 sore. Jika anak sudah terbiasa, Anda dapat memperlama waktu puasa anak. Namun, semuanya harus disesuaikan dengan kemampuan anak Anda.
Untuk mengalihkan anak dari rasa lapar dan haus, Anda bisa mengajak mereka melakukan hal menyenangkan. Membaca atau menonton film favorit bisa menjadi pilihan.
Tiga hari pertama puasa merupakan penyesuaian tubuh dengan kondisi perut kosong. Jangan khawatir, bila anak jadi banyak tidur dan mengurangi aktivitas. Itu terjadi karena energi mereka berkurang.
Untuk sahur, tekankan pada anak untuk tidak bergerak berlebihan setelah makan. Karena energi akan terkuras dan akhirnya tubuh lemah serta haus melanda. Lebih baik tidur atau mengisi kegiatan yang tidak menghabiskan banyak energi.
SUMB3R
0 komentar:
Posting Komentar